Ilmuwan berhasil menemukan asam amino atau materi kehidupan di meteorit. Ilmuwan tak menyangka menemukan materi ini. Meteorit ini jatuh di utara Sudan. "Meteorit ini terbentuk akibat tabrakan dua asteroid," kata Daniel Glavin dari Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt.
"Tabrakan itu memanaskannya hingga lebih dari dua ribu derajat Fahrenheit (1.093 derajat Celsius). Panas itu cukup untuk menghancurkan molekul organis kompleks seperti asam amino, namun anehnya asam amino itu tetap ada," tambahnya.
Asam amino merupakan molekul pembangun protein yang penting bagi kehidupan. "Menemukannya dalam meteorit jenis ini artinya terdapat banyak cara agar asam amino bisa terbentuk di luar angkasa, hal ini meningkatkan kesempatan pencarian kehidupan di semesta," kata Glavin.
Asam amino digunakan dalam banyak struktur, mulai dari rambut hingga enzim. Kehidupan menggunakan 20 asam amino berbeda untuk membangun jutaan protein berbeda. Temuan asam amino pada obyek ini mendukung teori asal kehidupan dari luar angkasa.
Sampel dibawa ke lab Goddard dan Scripps Institution of Oceanography di University of California, San Diego. “Analisa kami memastikan temuan itu adalah asam amino,” kata pemimpin studi Jeffrey Bada dari Scripps. Peralatan sensitif mendeteksi 19 asam amino berbeda dalam sampel.
Asam amino dapat dibuat dengan dua cara seperti tangan Anda. Kehidupan di Bumi menggunakan asam amino kiri, dan asam amino ini tak pernah tercampur asam amino kanan. Namun, asam amino yang ditemukan di meteorit memiliki jumlah ragam kanan dan kiri yang sama.
Temuan di Sudan ini dinamai 'Almahata Sitta' atau 'Stasiun Enam'. Temuan ini sangat berharga karena merupakan Ureilites yang termasuk jenis langka. Studi ini diterbitkan di jurnal Meteoritics and Planetary Science.
0 komentar:
Posting Komentar